Laut
Amal Hamzah
berdiri aku di tepi pantai
memandang lepas ke tengah laut
ombak pulang memecah berderai
keribaan pasir rindu berpaut
Ombak datang bergulung- gulung
balik lagi ke tengah segara
aku takjub berdiri termangu
beginilah rupanya permainan masa
hatiku juga seperti dia
bergelombang- gelombang memecah pantai
arus suka beralih duka
payah mendapat perasaan damai
Karsono H. Saputra
kadang gambar juga
dan tak bermakna apa- apa
jika hanya diletakkan di meja
atau tertata di tempatnya
tapi jika kita baca
ia akan memberikan
semua yang dimilikinya
Oh, Guruku
Eni Nuraini
pedih dan pedasnya jari
napas yang sesak akibat debu kapur
tak meluluhkan niat luhur
maju dan pesatnya ilmu pengetahuan
semua tumbuhkan hasrat mendidik
Oh, guruku
kau laksana pelita dalam gulita
jasamu tak terbeli
entah kata apa yang pantas kuucap
sebagai tanda terima kasih
untaian kata indah
halusnya rajutan sutra
tak sebanding, tak cukup
tuk seorang pahlawan
tanpa tanda jasa sepertimu
Congkak
Anas M. H.
Tuan !!!
aku tahu baju tuan penuh pangkat
aku tahu badan tuan sangat kuat
tapi aku tak habis tahu
hanya karena itukah...
tuan seperti manusia berderajat
tuan seperti manusia super hebat
sehingga tuan menjadi gila penghormatan
lantang suara tuan!!
yang kau beberkan seperti barang obralan
sinis wajah tuan!!
yang kau pampang di etalase murahan
busung dada tuan!!
hanya sekedar tuk menakuti bocah ingusan
sehingga tuan jadi congkak di bumi tuhan
jika tuan mengenal ajaran syari'at
mengapa tuan dengan congkak menikam ayat- ayat illahi
aku tak menuduh
tuan bergaya congkak
tapi.....
aku hanya takut
karena congkak musuh manusia
yang teramat keji.....
dengan adanya perubahan
semoga dengan adanya puisi ini bisa bermanfaat
Amiin
No comments:
Post a Comment